Back To Nature (ICT) Pendidikan Nasional

Thursday, October 9, 2008

Pemeliharaan Padi dan Pencegahan Penyakit

size:100%;">Serangan hama dan penyakit padi cukup menonjol sejak awal masa pertumbuhan sampai dengan menjelang panen. Gejala serangan hama dan penyakit penting seperti penggerek batang, wereng coklat, wereng hijau, hawar daun bakteri (HDB), blas dan sebagainya, harus diwaspadai agar dapat dilakukan pengendalian secara tepat sehingga tidak menimbulkan kerusakan berat dan bahkan kehilangan hasil panen.

Untuk mengurangi kerugian dari gangguan hama dan penyakit perlu ada strategi pengendalian yang betul-betul terencana. Untuk mengurangi gangguan penyakit blas, misalnya perlu dipilih varietas yang tahan dan sistem tanam multi varietas atau mozaik varietas agar penyebaran dalam waktu singkat dapat dikurangi seperti varietas Celebes, Silugonggo. Sedangkan untuk hama wereng dan beberapa penyakit tertentu, perlu menggunakan varietas yang tahan seperti varietas Cisadane, Cisokan, Ciliwung, dll. Untuk mengurangi serangan hama yang muncul di lapangan perlu melakukan monitoring agar keberadaan hama sejak dini dapat diketahui dan bila perlu dilakukan pengendalian dengan aplikasi pestisida.



Angke dengan menggunakan pupuk NPK dalam dosis yang tepat. Bila memungkinkan, hindari penggenangan yang terus menerus, misalnya 1 hari digenangi dan 3 hari dikeringkan.

Dalam rangka mendukung program peningkatan produksi beras nasional (P2BN), informasi ini sangat membantu para pengamat hama dan penyakit tanaman pangan, penyuluh maupun petani untuk menambah pengetahuan, sehingga apabila di lapangan ditemukan permasalahan tentang hama dan penyakit tanaman padi, segera dapat diantisipasi dan dilakukan penanggulangannya.



Penyebaran dan Adaptasi

Padi tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan oksigen ke bagian akar

Reproduksi

Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak.

Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama.

Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endospermia. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Genetika dan pemuliaan

Satu set genom padi terdiri dari 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).

Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp) (Sumber: situs Gramene.org). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.

Pemuliaan padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal padi, seperti rajalele dari Klaten atau cianjur pandanwangi dari Cianjur. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa, yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi (lihat bagian Keanekaragaman padi).

Namun demikian, pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina. Sejak saat itu, berbagai macam tipe padi dengan kualitas berbeda-beda berhasil dikembangkan secara terencana untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Padaa tahun 1960-an pemuliaan padi diarahkan sepenuhnya pada peningkatan hasil. Hasilnya adalah padi 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an. Puluhan ribu persilangan kemudian dilanjutkan untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini, sayangnya, tidak dapat dilanjutkan. Saat ini Indonesia kembali menjadi pengimpor padi terbesar di dunia.

Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "padi emas" (golden rice) yang dapat menghasilkan pro-vitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera[1]. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.

Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.

Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perakitan kultivar mengandung karoten (provitamin A).

Keanekaragaman

Keanekaragaman botanis

Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan manusia: Oryza sativa yang berasal dari daerah hulu sungai di kaki Pegunungan Himalaya (India dan Tibet/Tiongkok) dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat (hulu Sungai Niger).

O. sativa terdiri dari dua varietas, indica dan japonica (sinonim sinica). Varietas japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, paleanya memiliki "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung panjang. Varietas indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, paleanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan biji cenderung oval. Walaupun kedua varietas dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar IR8, yang merupakan hasil seleksi dari persilangan varietas japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa dan varietas indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal pula sekelompok padi yang tergolong varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua varietas utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa. Budidaya padi yang telah berlangsung lama telah menghasilkan berbagai macam jenis padi akibat seleksi dan pemuliaan yang dilakukan orang.

Padi gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

Padi rawa

Padi rawa atau padi pasang surut dikembangkan oleh masyarakat yang tinggal di rawa-rawa Kalimantan. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti ayunan kedalaman air.

Jenis-jenis padi di pasaran

Padi pera

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

Padi wangi

Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.

Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.

Aspek budidaya

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bercocok tanam padi

Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

  • Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.

  • Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah.

  • Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.

  • Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.

Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.

Hama dan penyakit

Hama-hama penting
Penyakit-penyakit penting

Pengolahan gabah menjadi nasi

Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.

Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.

Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:

  • sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar

  • bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan

  • dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.

Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).

Aspek budaya dan bahasa

Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ilmu padi. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya

Lihat pula



Virus Serang Tanaman Padi



Boyolali (ANTARA News) - Ratusan petani di sejumlah desa di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengeluh karena tanaman padinya diserang virus.

Petani di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Selasa, mengatakan, virus yang menyerang batang tanaman padi di areal persawahan di Desa Jembungan menyebabkan daun menguning dan kering yang akhirnya mati.

Sungatman (57), seorang petani di Desa Jembungan mengatakan, virus itu telah menyerang tanaman padi di Desa Jembungan, Desa Jipangan, dan Sambon.

"Tanaman padi yang terserang berumur seminggu hingga satu bulan. Tanda-tandanya, daun menguning dan pertumbuhan terhenti," kata Sungatman.

Tanaman padi yang terserang virus, katanya, dalam kurun waktu lima hari bisa mati karena batangnya membusuk. Petani berupaya mengatasi serangan dengan melakukan penyemprotan pestisida, pemberian kapur, dan pengeringan lahan.

Selain itu, petani juga telah menggenangi sawah dengan mengalirkan air, tetapi tidak membuahkan hasil. Bahkan, banyak petani mengganti tanaman padinya dengan tanaman baru.

Supardi (48), petani di Desa Jipangan mengaku, terpaksa mengganti tanaman padi karena dipastikan akan gagal panen. "Tanaman padi saya seluas 1.500 meter persegi berumur satu bulan terpaksa diganti dengan tanaman baru," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali, Sukadi mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk mengecek ke lapangan. Berdasarkan pengecekan, penyebab kematian tanaman padi bukan virus.

Namun, penyebabnya keasaman tanah yang sangat tinggi sehingga menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.

"Kami telah mengecek ke lokasi. Keasaman tanah tinggi sehingga tanaman mudah terserang hama. Hama yang menyerang di Banyudono merupakan penggerek batang. Luas areal yang terkena serangan mencapai puluhan hektare," katanya.

Ia meminta petani untuk mengeringkan sawahnya terlebih dahulu. Jika tanah sudah kering dan tunasnya tumbuh, baru dipupuk.(*)

btu, 2008 April 12

Waspada Virus Baru Padi

BANDAR LAMPUNG,Untuk meningkatkan produksi beras, benih padi hibrida impor asal China sebanyak 25 ton sudah tiba di Lampung. Namun demikian, Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Panjang masih mewaspadai benih itu karena diduga membawa dua virus tanaman padi endemik dari China.

“Pemasukan benih padi hibrida asal China itu patut diwaspadai karena di negara tersebut terdapat organisme pengganggu tumbuhan karantina golongan I yang belum terdapat di Indonesia. Yaitu Rice Dwarf stunt Virus (RDV) dan Rice Stripe Virus (RSV),” kata Kepala Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Panjang Hermansyah, distributor benih padi impor asal China itu.

Menurut Hermansyah, sebelum dibawa ke Indonesia benih padi itu sudah diuji secara sampling di laboratorium di China atau preshipment inspection. Sesuai hasil uji laboratorium, benih padi yang diuji itu tidak mengandung dua virus endemik asal China itu. Namun demikian, Balai Karantina Tumbuhan tetap mewaspadai pemasukan dan penyebaran dua virus itu yang dibawa bersama-sama benih padi impor yang lainnya.

Dalam literatur organisme pengganggu tumbuhan dari China, apabila dua virus tersebut menyebar dan menyerang tanaman padi, maka produksi padi lokal bisa turun. Serangan virus RDV akan menyebabkan tanaman padi lokal menjadi kerdil. Sedangkan serangan virus RSV akan menyebabkan daun tanaman padi benih lokal menjadi bergaris-garis dan bulir padi hampa sehingga produksi padi menurun.

Pejabat Fungsional pengendali OPT Balai Besar Karantina Tumbuhan Departemen Pertanian M Achrom mengatakan, melihat dampak dari benih padi impor itu, Balai Karantina Tumbuhan bersama-sama dengan Dinas Pertanian Lampung akan mengawasi pendistribusian benih padi impor itu. Yaitu mulai dari pendistribusian kepada kelompok tani, penanaman di sawah, hingga pemanenan.

”Pengawasan dilakukan supaya virus dari daerah endemik tidak berpindah ke daerah non endemik dan menulari,” kata Achrom. Selain itu, benih yang didatangkan tersebut merupakan benih FS atau benih sekali tanam. Sehingga pengawasan mesti dilakukan supaya bulir padi yang dipanen tidak akan dijadikan benih pada penanaman selanjutnya.

Untuk benih induk yang bisa ditangkarkan untuk memproduksi benih, direncanakan Departemen Pertanian akan kembali memasukkan benih impor induk asal China. Langkah memasukkan benih padi impor asal China saat ini merupakan bagian dari upaya Departemen Pertanian meningkatkan produksi beras nasional sebesar dua juta ton.

Untuk mendukung upaya tersebut, Departemen Pertanian mengimpor 1.200 ton benih padi hibrida asal China. Sampai sekarang yang sudah masuk ke wilayah Indonesia sekitar 700 ton melalui Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Dari padi sebanyak 700 ton itu, sekitar 675 ton masuk melalui Tanjung Perak untuk memenuhi kebutuhan Jawa Timur. Sedangkan sisanya 25 ton masuk ke Lampung untuk memenuhi kebutuhan Lampung.

Berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan di Kota Agung, Kabupaten Tanggamus dan Rawajitu Kabupaten Tulang Bawang, penggunaan benih padi hibrida tersebut sangat efisien. Per hektar hanya dibutuhkan benih sebanyak 15 kilogram dengan produktivitas 8 ton gabah kering giling (GKG) per hektar. Sementara apabila petani menanam padi dengan benih padi biasa, per hektar lahan dibutuhkan 25—30 kilogram benih dengan produktivitas 4—5 ton

value="" name="s" id="s"





Penyakit Tanaman Padi

September 23, 2008

Bercak cokelat sempit

Gejala serangan :

Di daun dan pelepah daun terdapat bercak cokelat yag sempit seperti garis-garis pendek. Pada varietas yang tahan bercak berukuran 0,2-1 cm x 0,1 cm, berwarna cokelat gelap. Pada varietas yang rentan, bercaknya lebih besar dan berwarna cokelat terang.

Disebabkan oleh cendawan Cescopora oryzae, dengan penularan melalui udara dan inang alternatif.

Cara pencegahan :

  1. Menggunakan variets yang tahan penyakit ini

  2. Bila diperlukan menyemprotkan fungisida di daun

Bercak daun cokelat

Gejala serangan :

Disebabkan oleh jamur Helminthosporium oryzae atau Drechslera oryzae. Gejalanya ditandai oleh adanya bercak cokelat di kulit gabah dan daun. Bercak muda berbentuk bulat kecil, berwarna cokelat gelap. Bercak yang sudah tua berukuran lebih besar, berwarna cokelat dengan pusat kelabu.

Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh angin dan dapat terbawa benih.

Cara pencegahan :

  1. Menanam varietas yang tahan

  2. Menggunakan benih yang sehat dan telah diberi perlakuan fungisida atau air panas pada benih.

  3. Pemberian pupuk yang seimbang, terutama K yang cukup

  4. Pemberian fungisida mankozeb 80% (Dipthane M-45), namun terbatas hanya untuk benih saja

Bercak garis

Gejala serangan :

Garis-garis yang kebasahan muncul diantara urat-urat daun setelah pemindahan bibit. Garis-garis tersebut tampak tembus cahaya bila dilihat dengan menantang sumber cahaya. Garis-garis itu kemudian memanjang dan berubah menjadi cokelat dengan lingkaran kuning di sekelilingnya.

Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas camprestris pv oryzicola. Ditularkan melalui benih, percikan air, dan masuk melalui luka dan stomata.

Cara pencegahan :

Menanan varietas yang tahan, seperti Singkarak, Mahakam, Sentani, Atomita 2. Memusnahkan sisa tanaman padi dan gulma inang diantara musim pertanaman.

Bercak pelepah daun

Gejala serangan :

Bercak terutama terdapat di seludang daun. Bercak berbentuk bulat lonjong, berwarna kelabu kehijau-hijauan yang kemudian menjadi putih kelabu dengan pinggiran cokelat. Ukuran bercak dapat mencapai panjang 2-3 cm.

Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan R. oryzae, cendawan ini berkembang pesat pada kondisi lembab, juga berkembang pesat pada tanaman yang dipupuk berat dengan pupuk N.

Cara pencegahan :

  1. Menjaga jarak tanam agar tidak terlalu rapat

  2. menghindari pemupukan N yang berlebihan

  3. Penyemprotan fungisida pada masa pembentukan anakan maksimum

Hangus palsu

Gejala serangan :

Bulir-bulir padi berubah menjadi gumpalan spora yang berukuran sampai 1 cm. Gumpala spora tersbut mula-mula berwarna kuning sampai oranye, kemudian menjadi hijau gelap.

Disebabkan oleh cendawan Ustilaginoidea virens, cendawan ini berkembang pesat pada kondisi lembab, banyak hujan, mendung pada masa pembungaan dan tanaman yang dipupuk berat dengan pupuk N. penularan terjadi lewat udara.

Cara pencegahan :

Menggunakan varietas yang tahan.

Kerdil hampa

Gejala serangan :

Tanaman kerdil dengan gejala utama daun padi menjadi kasar tidak teratur. Bagian daun yang kasar biasanya menguning, rusak atau terpilin. Pada tanaman dewasa daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk atau kasar tak beraturan. Bulir padi hanya sedikit yang terisi.

Disebabkan oleh virus kerdil hampa yang dapat ditularkan oleh wereng cokelat.

Cara pencegahan :

  1. Menggunakan varietas yang tahan.

  2. Memberantas serangga penularnya dengan insektisida.

Kerdil rumput

Gejala serangan :

Tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dengan banyak anakan sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek , kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat. Tanaman yang terinfeksi dapat bertahan samapi dewasa, namun malainya sedikit, cokelat dan bulirnya hampa.

Disebabkan oleh virus kerdil rumput yang dapat ditularkan oleh wereng cokelat.

Cara pencegahan :

  1. Menggunakan varietas yang tahan.

  2. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular.

  1. Memberantas serangga penularnya dengan insektisida.

Kresek

Gejala serangan :

Tepi daun tanaman yang terinfeksi mula-mula bernoda seperti garis-garis basah yang kemudian meluas berwarna putih kekuning-kuningan. Kematian jaringan daun mulai terjadi di tepi helai kesatu atau kedua, atau di setiap titik permukaan daun yang luka dan selanjutnya meluas ke seluruh permukaan daun.

Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae. Yang masuh melalui hidatoda di tepi daun, luka di daun atau akar yang putus. Penyebarannya melalui angin, embun, air hujan dan air irigasi.

Cara pencegahan :

  1. Menggunakan varietas yang tahan.

  2. Menggunakan bibit yang sehat

  1. Mencegah kerusakan bibit sewaktu pemindahan.

  1. Menghindari penggunaan pupuk N yang berlebihan.

Tungro

Gejala serangan :

Tanaman yang terinfeksi kerdil dengan jumlah anakan berkurang. Daunnya berwarna kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun. Malai tanaman yang terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna, bulir-bulirnya tertutup bercak cokelat dan beratnya kurang.

Disebabkan oleh virus tungro padi yang dapat ditularkan oleh wereng daun.

Cara pencegahan :

  1. Menggunakan varietas yang tahan virus tungro.

  2. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular.

  3. Rotasi dengan tanaman palawija



Friday, July 4, 2008

kembali ke alam


Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam dan peristiwa (hurrikan, tornado, gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati.

Back to Nature itu yang seharusnya kita ucapkan untuk sekarang dan mulai hari ini. Rusak nya alam terjadi di karenakan manusia banyak yang tidak berpikir jauh dan berpikir untuk masa depan atau di sebut egois banyak kalangan menyebutkan global worming di sebabkan karena ulah manusia yang banyak ,memproduksi emisi gas karbon sedangakan penyerapnya banyak di tebang secara ilegal tanpa berpikir panjang pembuangan gas CFC secara bebas membuat rusaknya lapisan ozone sehingga menimbulkan sinar ultra violet secara bebas menembus dan meningkatkan suhu bumi, dampaknya sangat luas sekali diantaranya pencairan es dikutub utara sehingga bertambahnya debit dari pada air laut sehingga mengakibatkan pulau – pulau yang dangkal menjadi tenggelam dan dapat menyebabkan berkurangnya musim hujan. Banyak hal yang bisa kita lakukan sesuai yang sudah di selogankan oleh presiden SBY KITA BISA. Dan Firman Alloh juga Menerangkan “ Aku tidak akan merubah nasib suatu hamba Apabila hambaku merubahnya.” Untuk itu mari kita pasti bisa memperbaiki dari sekarang dengan menanam pohon apapun dengan kita menanam satu pohon kita bisa menghidupi beberapa orang. karena dengan adanya pohon di hasilkan kanlah sebuah gas oksigen yang banyak di butuhkan oleh manusia, dan tidak dengan membuang sampah anorganik di sembarang tempat sehingga dapat berdampak pada timbulnya banjir dan dapat merusak lingkingan, karena sampah an organik itu sulit untuk teruai walaupun umurnya seratus tahun.

Ada beberapa cara untuk menaggulangi kerusakan alam

  1. Menanam Pohon

    Seperti yang sudah saya jelaskan diatas menanam pohon dapat menghidupi beberapa orang dan dapat pula sebagai sumber kehidupan untuk maluk hidup lain.

  2. Membuang Sampah sesuai tempatnya dan sesuai Jenisnya

    Mengapa saya mengatakan sesuai jenisnya karena sampah jaman sekarang ada beberapa jenis sampah limbah pabrik, sampah plastik an organik, dan organik, tentunya untuk sampah an organik harusnya di pisahkan dan di sendirikan di jadikan pupuk kompos dan sampah an organik bisa di daur ulang menjadi beberapa jenis alat kebutuhan manusia. Sedangkan limbah perlunya uji emisi terlebih dahulu sebelum di buang ke tanah karena kandungan bahan kimia yang terkandung dalam limbah tersebut dapat merusak struktur tanah.

  3. Mulai mengunakan pupuk organik sebagai Pupuk pokok.

    Banyak tehnlogi pertanian yang semakin canggih dan menghasilkan pupuk yang banyak mengandng zat kimia yang lama- kelamaan dapat merusak struktur tanah. Pupuk banyak terjadi kelangkaan setiap musim tanam sehinga petani banyak yang bigung karena mereka sudah biasa mengunakan pupuk urea dan lainnya. Banyak cara untuk menyesiasati kelangkaan pupuk dengan cara kita membuat sendiri dengan bantuan bakteri pengurai. ( Fermentasi ) .

    Di SMK farming misalnya mereka sudah menerapkan tehnologi Fermetasi Kotoran ayam Sehingga menghasilkan Pupuk yang tidak kalah dengan pupuk an organik. Dalam pembuatan pupuk tersebut semua siswa terlibat di dalamnya. Mohamad Sujatmoko Alumni SMK Farming PATI.